Sabtu, 24 April 2021

Pemeriksaan APTT

 APTT ( Activated Partial Tromboplastin Time )

Tujuan : 

Untuk menentukan aktivitas faktor pembekuan jalur intrinsik & jalur bersama.

Prinsip : 

Aktifator terhadap faktor kontak ( silika, kaolin ) & fosfolipid. Standar sebagai pengganti fosfolipid, trombosit dimasukkan dalam plasma sitrat kemudian ditambah ion ca²+, diukur lamanya waktu sampai terbentuk Fibrin.

Nilai Normal : 

25 - 40 detik.

Landasan Teori :

Tromboplastin parsial adalah fosfolipid yang berfungsi sebagai pengganti platelet, faktor lll dapat berasal dari manusia, tumbuhan & hewan.

Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hasil APTT :

1. Pembekuan sampel darah.
2. Sampel darah hemolisis / berbusa akibat dikocok.
3. Pengambilan darah pada intravena lines misal pada infus heparin.

Alat & Bahan :

1. Alat : waterbath, centrifuge, mikropipet, tip, tabung reaksi, pengail, stopwatch.

2. Bahan : 4,5 ml darah, 0,5 ml Na. Sitrat 3,8 %, Reagen APTT, CaCl2, plasma.

Cara Kerja : 

A. Membuat Plasma : 
1. 0,5 ml Na. Sitrat 3,8 % dimasukkan dalam tabung centrifuge.
2. 4,5 ml darah dimasukkan ke dalam tabung centrifuge yang telah terisi Na. Sitrat.
3. Centrifuge selama 20 menit kecepatan 200 rpm.
4. Pisahkan plasma & sel² darah.

B. Penetapan : 
1. Reagen APTT & CaCl 2 di inkubasi pada waterbath 37° C.
2. 100 mikron plasma ditambah 100 mikron Reagen APTT diambil, dimasukkan ke dalam tabung & di inkubasi pada waterbath 37° C selama 2 menit.
3. 100 mikron CaCl 2 diambil dimasukkan ke dalam tabung yang telah terisi plasma sitrat & Reagen APTT bersamaan dengan ditekannya stopwatch.
4. Waktu dicatat sampai terbentuk Fibrin.

Jumat, 23 April 2021

Pemeriksaan Protombin Time

 Metode : 

Quick one stage

Tujuan : 

Untuk mengetahui kelainan aktifitas faktor² pembekuan jalur ekstrinsik & jalur bersama ( F Vlll, FX , Protombin ).

Prinsip : 

Tromboplastin jaringan ( faktor ekstrinsik & ion kalsium ) ditambahkan dalam plasma sitrat, diukur lamanya waktu sampai terbentuk Fibrin.

Nilai Normal : 

11 - 14 detik.

Landasan Teori : 

   Protombin disintesis oleh hati & merupakan prekursor tidak aktif dalam proses pembekuan. Protombin dikonversi menjadi trombin oleh tromboplastin yang diperlukan untuk membentuk bekuan darah.
   Uji masa Protombin untuk menilai kemampuan faktor koagulasi jalur ekstrinsik & jalur bersama. Pada penyakit hati PT dapat memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis Protombin. PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik & bersama jika kadarnya < 30 %.
   Bahan pemeriksaan untuk uji PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah Vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3,2 % dengan perbandingan 9 : 1. Darah sitrat harus diperiksa sedikit dikitnya 2 jam setelah pengambilan.
   PT dapat diukur secara manual ( visual ), fotooptik / elektromekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar. Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah & tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode manual dapat digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa dalam jumlah besar dengan cepat & teliti.

Masalah Klinis Apabila Hasil Memanjang :

1. Penyakit hati ( sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, jaundice ).
2. Defisiensi faktor koagulasi ( ll, V, Vll, X ).
3. DC, Fibrinalisis.
4. Pengaruh obat, treatment vitamin K antibiotic hasil memendik.
5. Trombofiebitis.
6. Infark miokardial
7. Pengaruh obat, barbiturate, digitals diuretic.

Alat & Bahan : 

1. Alat : tabung reaksi, pengail, mikropipet, tip biru & kuning, waterbath, centrifuge, rak tabung.

2. Bahan : plasma sitrat, Reagen Protombin, 0,5 ml Na. Sitrat 3,8 %, 4,5 ml darah, aquadest.

Cara Kerja : 

A. Membuat Plasma : 
1. 0,5 ml Na. Sitrat 3,8 % dimasukkan ke dalam tabung centrifuge.
2. 4,5 ml darah dimasukkan ke dalam tabung centrifuge yang telah terisi Na. Sitrat 3,8 %.
3. Centrifuge selama 20 menit kecepatan 200 rpm.
4. Pisahkan plasma & sel² darah.

B. Penetapan : 
1. Reagen dikondisikan pada suhu 37° C dalam waterbath.
2. Plasma sitrat diambil 100 mikron, & di inkubasi dalam waterbath 37° C selama 2 menit.
3. 200 mikron Reagen Protombin diambil, dimasukkan ke dalam tabung yang berisi plasma sitrat bersamaan dengan ditekannya stopwatch.
4. Waktu dicatat sampai terbentuk Fibrin.






Pemeriksaan LED ( Laju Endap Darah )

 Tujuan : 

1. Untuk mengetahui kecepatan darah mengendap.
2. Untuk melihat perkembangan infeksi penyakit kronis.

Metode : 

Westergren

Prinsip : 

Darah ditambah antikoagulan disimpan pada standar maka akan mengendap. Semakin banyak sel eritrosit yang mengendap maka semakin tinggi LED nya.

Landasan Teori : 

LED / dalam bahasa Inggrisnya Eritrosit Sedimentation Rate ( ESR ) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. LED yakni menghitung pengendapan eritrosit dalam darah persatuan waktu 1 jam dengan memasukkan darah ke dalam tabung westergren disimpan dalam rak tabung westergren selama 1 jam & dibaca dengan menghitung jarak antara puncak miniscus plasma darah terhadap pengendapan eritrosit menggunakan reading device. LED tidak terlalu spesifik untuk diagnostik penyakit tetapi digunakan untuk skrining inflamasi.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil LED : 

1. Ukuran / bentuk eritrosit
2. Tingkat plasma fibrinogen
3. Mekanik seperti getaran, suhu, kemiringan 
4. Teknik

Hasil dari uji pemeriksaan LED bervariasi tergantung umur, jenis kelamin, & ketinggian.

Fase - Fase dalam LED :

1. Fase pengendapan cepat pertama 15 menit, eritrosit mulai membentuk rouleaux.
2. Fase pengendapan lambat 30 menit, makin banyak eritrosit yang membentuk rouleaux.
3. Fase pengendapan cepat kedua 15 menit, fase pemadatan.

Nilai Normal : 

Laki - laki : 0 - 15 mm/jam
Perempuan : 0 - 20 mm/jam

Alasan kenapa angka normal wanita lebih besar daripada pria? Ya karena wanita memiliki sifat fisiologis yang berbeda dari pria, wanita mengalami inflamasi / menstruasi disetiap bulannya.

Cara Kerja : 

1. Ambil darah 2 ml, masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 500 mikron Na. Sitrat 3,8 %
3. Homogenkan.
4. Hisap dengan tabung westergren sampai batas nol (0).
5. Simpan dalam rak tabung westergren selama 1 jam.
6. Hitung kecepatan pengendapan eritrosit setelah 1 jam.


Pemeriksaan Batu Empedu

    Di Indonesia, penyakit batu empedu masih kurang mendapat perhatian dibandingkan penyakit saluran cerna lainnya seperti hepatitis virus k...