Jumat, 26 Februari 2021

Pemeriksaan CRP ( C-Reactif Protein )

    *CRP ( C - Reactif Protein ) dibuat oleh hati & dikeluarkan ke dalam aliran darah.

   *CRP merupakan salah satu dari beberapa protein yang sering disebut sebagai protein fase akut & digunakan dalam memantau perubahan² dalam fase inflamasi akut yang dihubungkan dengan banyak penyakit infeksi & penyakit autoimun.

   *Beberapa keadaan dimana CRP dapat dijumpai meningkat yaitu radang sendi ( Rhematoid Arthritis ), demam rematik, kanker payudara, penyakit radang panggung ( pelvic inflamatory deases ), penyakit hodgkin, SLE, dan infeksi bakterial.

 PEMERIKSAAN CRP

1. Persiapan Pasien : 

Tidak ada persiapan khusus.

2. Bahan Pemeriksaan : 

Serum

3. Stabilitas Sampel : 

2 - 8°C = 24 jam
-20°C = sampai dengan 6 Minggu

4. Tujuan : 

Untuk mengetahui adanya protein CRP dalam serum.

5. Metode : 

Manual

6. Prinsip : 

Kit reagen CRP berdasarkan reaksi imunologik antara ab CRP yang terikat secara biologis dengan partikel lateks yang inert & CRP dalam spesimen. Ketika serum yang mengandung CRP dengan kadar lebih besar dari 0,8 mg/dl dicampurkan dengan reagen lateks maka akan tampak adanya aglutinasi.

7. Alat dan Bahan : 

* Alat : 
- Rotator
- Slide 
- Pengaduk
* Bahan : 
- Reagen lateks
- Kontrol positif
- Kontrol negatif
- Diluent buffer

8. Cara Kerja : 

1). Metode Kualitatif

1. Keluarkan Reagen dari lemari es & biarkan mencapai suhu ruang selama 3 jam.
2. Teteskan diatas slide plastik 1 tetes kontrol positif, kontrol negatif, dan bahan pemeriksaan.
3. Tambahkan 1 tetes reagen lateks pada masing² kontrol positif, kontrol negatif & bahan pemeriksaan.
4. Homogenkan.
5. Putar slide dengan menggunakan tangan / mechanical rotator selama 2 menit.
6. Amati aglutinasi yang terbentuk & cocokkan dengan kontrol positif & kontrol negatif.
7. Baca hasil pemeriksaan.

2). Metode Semi Kuantitatif 

9. Interpretasi Hasil : 

1. Metode Kualitatif 

- Positif : aglutinasi 
- Negatif : tidak aglutinasi

2. Metode Semi Kuantitatif

Titer di tentukan berdasarkan adanya aglutinasi pada pengenceran tertinggi yang terlihat secara makroskopis.






Pemeriksaan Batu Empedu

    Di Indonesia, penyakit batu empedu masih kurang mendapat perhatian dibandingkan penyakit saluran cerna lainnya seperti hepatitis virus k...