Selasa, 23 Maret 2021

MONERA

 CIRI - CIRI UMUM BAKTERI 

1. Uniseluler ( bersel tunggal ) , prokariotik ( tidak punya membran inti ).
2. Ukurannya sangat kecil, biasanya hanya berukuran 0,5 - 5 um.
3. Hidup secara soliter ( sendiri - sendiri ) atau berkoloni ( berkelompok )
4. Umumnya tidak berkloroplas, kecuali bakterioklorofil.
5. Berkembang biak secara vegetatif & generatif.
6. Hidupnya kosmopolit ( dapat hidup ) & ditemukan dimana saja.
7. Dinding sel mengandung peptidoglikan.

KLASIFIKASI BAKTERI

1). Domain Arkhaea ( Archaebacteria )
Dikenal dengan bakteri primitif, hidup dilingkungan ekstrim pada sejarah evolusi bumi sehingga banyak anggotanya yang sudah punah & menjadi fosil.

2). Domain Bacteria ( Eubacteria )
Dikenal dengan bakteri sejati.

PENGELOMPOKKAN BAKTERI

1. Berdasarkan ada tidaknya peptidoglikan

* ARCHAEBACTERIA 
Arkhio berasal dari bahasa Yunani yang artinya kuno.
Dibagi menjadi 3, yaitu : 
a). Bakteri Halofil
Hidup dilingkungan dengan kadar garam tinggi, optimum pada kadar garam 20 %.
b). Bakteri Metanogen
Menghasilkan metana, hidup di rawa sebagai pengurai.
c). Bakteri Termoasidofil 
Hidup dilingkungan ekstrim panas dan asam, optimum pada suhu 60 - 80° C dengan PH 2-4.
2. Berdasarkan cara memperoleh makanan
3. Berdasarkan kebutuhan oksigen
STRUKTUR TUBUH BAKTERI
Berikut fungsi masing - masing

 REPRODUKSI BAKTERI 

1. Pembelahan Biner
* 1 sel menjadi 2 sel anak yang sama persis.


Transudat dan Eksudat

1). TRANSUDAT

adalah penimbunan cairan dalam rongga Serosa ( dada ) sebagai akibat karena gangguan keseimbangan cairan dan bukan merupakan proses radang.


JENIS - JENIS TRANSUDAT

1. Hidro Thoraks
Hidro = air
Thoraks = paru
*Hidro Thoraks = kelebihan air di paru - paru.

2. Hidro Peritoneum
Hidro = air
Peritoneum = lapisan jantung
*Hidro Peritoneum = kelebihan air di lapisan jantung.

3. Hidro Perikardium 
Hidro = air
Perikardium = perut
*Hidro Perikardium = kelebihan air di perut.

4. Hidro Arrosis / Hidro Nefrosis
Pembengkakan ginjal, karena menampung banyak urine dan tidak bisa ke kandung kemih. Akibatnya nefron pada ginjal membengkak.

2). EKSUDAT

adalah cairan patologis & sel yang keluar dari kapiler & masuk ke dalam jaringan pada waktu radang.

Rabu, 10 Maret 2021

Hitung Jumlah Trombosit

 Metode : 

Breeker Cronckite

Tujuan : 

Untuk menghitung jumlah trombosit.

Prinsip : 

Darah ditambah larutan ammonium Oksalat 1% maka sel² selain trombosit akan lisis.

Landasan Teori : 

   Trombosit adalah fragmen / keping²an tidak berinti dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 1 - 4 mikron & beredar dalam siklus darah selama 10 hari.

   Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah EDTA.

Alat dan Bahan : 

> Alat : 
• Cawan Petri
• Alat alat phlebotomy
• Hemocytometer
• Mikropipet
• Tip
> Bahan : 
• Darah + EDTA 10 ul
• Ammonium Oksalat 1% 1000 ul

Cara Kerja : 

1. Siapkan alat & bahan
2. Masukkan 1000 ul ammonium oksalat 1% ke dalam tabung reaksi, kemudian diambil 10 ul.
3. Masukkan darah 10 ul.
4. Homogenkan.
5. Teteskan pada bilik hitung.
6. Simpan dalam cawan petri dengan kapas yang telah lembab ± 15 menit.
7. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 40X.

Nilai Normal : 

150.000 - 450.000 / mm³






Selasa, 09 Maret 2021

Resistensi Osmotik ( Osmotic Fragility Test )

Tujuan : 

• Untuk membantu dalam menentukan tipe² / jenis² anemia.
• Untuk mengetahui ketahanan eritrosit terhadap larutan hipotonis.

NB : 
  Larutan Hipotonis adalah tekanan luar sel lebih rendah daripada didalam sel, sehingga tekanan dalam sel keluar menuju sel luar yang lebih rendah tekanannya, kemudian sel akan lisis.

Prinsip : 

Sel eritrosit akan rusak jika dimasukkan ke dalam larutan hipotonis.

Landasan Teori : 

Hemolisa adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah menuju cairan ke cairan disekelilingnya.

Alat dan Bahan :

> Alat : 
• Tabung reaksi 12 buah
• Rak tabung 
• Pipet tetes
• Alat² phlebotomy

> Bahan : 
• Darah + EDTA
• NaCL 0,5 %
• Aquadest

Cara Kerja : 

1. Siapkan alat & bahan
2. Tabung reaksi disusun beri nomor 1 - 12
3. Lakukan perlakuan
4. 

5. Homogenkan 
6. Inkubasi selama 2 jam
7. Tabung kaca pada permukaan hemolisis & pada hemolisa total.
Pembacaan : 
Warna & intensitas serta gumpalan pada dasar tabung diperhatikan.
> Permulaan Hemolisis
Ditandai dengan terdapatnya cairan berwarna merah dibagian atas pada tabung yang pertama kali.
> Hemolisa Total
Cairan seluruhnya berwarna merah & tidak ada gumpalan eritrosit didasar tabung.

Nilai Normal : 

• Resistensi Minimum : 0,42 %
• Resistensi Maksimum : 0,34%

Makroskopis Dan Mikroskopis Feses

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FESES

1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

  • Warna 
*Normal : kuning - cokelat muda
*Abnormal
> Melena ( hitam ) : karena perdarahan saluran cerna bagian atas.
> Merah : perdarahan segar.
> Acholis : pucat / dempul karena stercobilin negatif.

NB : Stercobilin adalah pemberi warna pada feses.

  •  Bau 
*Normal : khas seperti bau reagen indol, skatol & asam butirat.
*Abnormal
> Busuk : pembusukan protein
> Asam : fermentasi ( diare )
> Anyir : disentri basiler
> Tengik : lemak

  •  Konsistensi ( Tingkat Kepadatan Feses )

*Normal : lunak berbentuk
*Abnormal
> Keras : konstipasi
> Cair : bubur sampai seperti air cucian beras
> Gas = CO² : fermentasi karbohidrat

  •  Lendir

*Normal : negatif
*Abnormal
> Radang lendir banyak
> Keganasan lendir banyak & berbau busuk

  •  Darah

*Normal : negatif
*Abnormal
> Darah segar : hemorrhoid, disentri amoeba
> Darah lama : hitam yaitu melena

  •  Nanah 

*Normal : negatif
*Abnormal
> Abses pecah nanah positif
> Carcinoma : disertai bau busuk

  • Sisa Makanan 

> Sayuran & biji²an

2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

  •  Alat dan Bahan : 

> Alat : 3 objek glass dan cover glass, larutan eosin, lugol, dan asam asetat glasial, lidi.

Dalam hal ini masing² memiliki fungsi sebagai berikut: 

1. Eosin digunakan untuk melihat eritrosit & leukosit.
2. Lugol digunakan untuk melihat sisa makanan.
3. Asam Asetat Glasial digunakan untuk melihat protein.
> Bahan : Feses segar.

  •  Cara Kerja : 
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pada ke-3 objek glass tersebut di beri secuil feses.
3. Kemudian ditambahkan 1 tetes reagen secara berurut : eosin, lugol , & asam asetat.
4. Homogenkan sampai tercampur merata.
5. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 10 & 40 X.

*Nah itu dia sekilas materi pemeriksaan tentang feses. Semoga bermanfaat ya:)


Sabtu, 06 Maret 2021

Uji Widal

1. Tujuan : 

• Mempelajari prosedur uji widal
• Mengetahui ada tidaknya antibodi ( kualitatif ) dari penderita tersangka tifus yang disebabkan oleh salmonella sp
• Menentukan titernya ( kuantitatif )

2. Pendahuluan : 

   Uji Widal atau yang dikenal oleh masyarakat awam dengan istilah tifus adalah penyakit infeksi yang masuk melalui saluran cerna kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui darah. 

   Terdapat ratusan jenis salmonella serovarian thypi dan parathypi. Tetapi hanya 4 jenis yang dapat menimbulkan tifus yaitu salmonella serovarian thypi, parathypi A, parathypi B, dan parathypi C. 

3. Penjelasan Macam Antigen : 

1). Antigen O 
Merupakan somatik yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida.

2). Antigen H 
Terletak di flagella dan berstruktur kimia protein.

3). Antigen VI
Terletak dilapisan terluar S. Thypi yang melindungi kuman dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid.

4. Outer Membrane Protein ( OMP )
Merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membran sitoplasma. OMP terdiri dari 2 bagian yaitu protein porin & protein non porin. Porin adalah komponen utama OMP.


Anti Streptolisin O ( ASTO )

Macam macam ASTO : Sinar X, EKG, Echochardiografi.

Antibodi yang dibentuk adalah : 

• Anti Streptolisin O ( ASO )
• Anti Hialuronidase ( AH )
• Anti Streptokinase ( Anti - SK )
• Anti Desoksiri Bonuklease B ( AND - B )
• Anti Nikotinamid Adenine Dinukleotidase ( Anti - Nadase )

PEMERIKSAAN ASTO

1. Persiapan Pasien : 

Tidak ada persiapan khusus

2. Bahan Pemeriksaan : 

Serum 

3. Stabilitas Sampel : 

• 2 - 8°C = 24 jam
• -20°C = sampai dengan 6 Minggu

4. Tujuan : 

Merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi penyakit jaringan sendi misal demam rematik akut.

5. Metode : 

Aglutinasi

6. Prinsip : 

Terbentuknya aglutinasi sebagai hasil reaksi antara serum yang mengandung antibodi ASTO dengan suspensi latex yang mengandung partikel yang dilapisi Streptolisin O yang dimurnikan & distabilkan.

7. Alat dan Bahan : 

• Mikropipet 
• Rotator
• Slide
• Pengaduk 
• Kontrol positif
• Kontrol negatif
• Reagen lateks
• Serum 

8. Cara Kerja : 

1. Biarkan kit Reagen mencapai suhu ruang ( 20 - 25° C ).
2. Pipet 50 ul serum ke atas larutan tes pada slide plastic.
3. Homogenkan Reagen lateks kemudian teteskan 1 tetes suspense ke atas larutan tes.
4. Homogenkan.
5. Putar slide dengan menggunakan tangan / mechanical rotator di 70 rpm selama 2 menit.
6. Amati terjadinya aglutinasi tepat 2 menit dibawah cahaya lampu yang terang.
7. Bila terjadi aglutinasi lakukan pengenceran serum dengan NaCL 0,9 % yaitu : ½,¼,⅛, 1/16, 1/32, 1/64 dan seterusnya.

9. Interpretasi Hasil : 

• Positif : aglutinasi
• Negatif : tidak aglutinasi


~ Semoga materi kali ini bermanfaat untuk teman - teman semua yaa... Tetap Stay tune untuk materi selanjutnya:) 

Kamis, 04 Maret 2021

Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis Feses

  1. Pemeriksaan Makroskopis 

Yang termasuk ke dalam pemeriksaan ini sbb : 

  • Warna

Normal : kuning - coklat muda
Abnormal :
• Melena : hitam karena pendarahan saluran cerna bagian atas.
• Merah : pendarahan segar.
• Acholis : pucat / dempul karena stercobilin negatif.
  • Bau
Normal : bau khas / seperti reagen indol, skatol & asam butirat.
Abnormal : 
• Busuk : pembusukan protein
• Asam : fermentasi ( diare )
• Anyir : disentri basiler 
• Tengik : lemak 

  • Konsistensi ( Tingkat Kepadatan )
Normal : lunak berbentuk
Abnormal : 
• Keras : konstipasi
• Cair : bubur sampai seperti air cucian beras

  • Lendir
Normal : negatif
Abnormal : 
• Radang lendir banyak
• Berbau busuk
  • Darah
Normal : negatif
Abnormal : 
• Darah segar : hemorrhoid, disentri amoeba
• Darah lama : hitam yaitu melena
  • Nanah
Normal : negatif
Abnormal : 
• Abses pecah nanah positif
• Disertai bau busuk 
  • Sisa makanan
Sayuran, biji-bijian
  • Parasit

     2. Pemeriksaan Mikroskopis
  • Alat dan bahan yang diperlukan :
- Alat : 
• 3 objek glass + cover glass
• Lidi
- Bahan : 
Memakai 3 reagen, yaitu : 
1. Eosin : untuk melihat eritrosit, leukosit
2. Lugol : untuk melihat sisa makanan
3. Asam asetat glasial : untuk melihat protein
• Feses
  • Cara Kerja
1. Siapkan alat & bahan
2. Pada ke-3 objek glass tersebut di tetesi reagen secara berurut, setelah itu tambahkan secuil feses pada ke-3 objek glass
3. Homogenkan
4. Tutup dengan cover glass
5. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 10 & 40 X




* Semoga bermanfaat, tetap stay tune ya karena Mimin akan memberikan materi disetiap harinya.



Hitung Jenis Leukosit & Morfologi Darah Tepi

PEMERIKSAAN SADT ( SEDIAAN APUSAN DARAH TEPI )

1). Tujuan Pemeriksaan Hematologi : 

1. Membantu menegakkan diagnosa.
2. Membuat diagnosis banding.
3. Memantau perjalanan penyakit.
4. Menilai beratnya sakit.
5. Menentukan prognosis ( cek ulang hasil ).

2). Bahan Pemeriksaan

Pemeriksaan dengan EDTA harus segera dilakukan bila terpaksa ditunda harus memerhatikan: 

3). Morfologi Darah Tepi

* Tujuan : 

• Menilai unsur sel darah tepi
-Eritrosit : kualitas
-Leukosit : kualitas & kuantitas
-Trombosit : kualitas & kuantitas
• Mencari adanya parasit 
-Malaria
-Tripanosoma
-Mikrofilaria

4). Bahan Pemeriksaan 

a. Darah kapiler / Vena
b. Darah EDTA
c. Pemeriksaan hema biasanya dipakai antikoagulan K3EDTA ( Kadar HB, hitung sel darah, retikulosit, LED, hematokrit & GDT )
d. Jumlah antikoagulan berlebih
• Eritrosit mengkerut : hematokrit rendah
• Trombosit membesar : disintegrasi 
e. Antikoagulan kurang : darah membeku
f. Untuk GDT ( Gambaran Darah Tepi ) : darah dengan EDTA jangan dipakai setelah lebih dari 1 jam.

5). Peralatan

• Kaca objek ukuran 25 X 75 mm
• Bersih & kering
• Dicuci dengan detergen dan dibilas dengan air, disimpan kering / dalam alkohol 95 %
• Sebelum dipakai kaca objek yang disimpan kering dihapus dengan alkohol kemudian dikeringkan.
• Batang gelas
• Rak kaca objek
• Pipet Pasteur

6). Cara Kerja

1. Pilih kaca objek yang rata untuk kaca penghapus.
2. Letakkan 1 tetes dari pada objek glass lain dorong hingga membentuk bagian yang tipis.
3. Tunggu hingga kering.
4. Letakkan sediaan hapus pada 2 batang gelas diatas bak tempat pewarnaan.
5. Fiksasi dengan metanol absolut selama 2 - 3 menit.
6. Genangi dengan zat warna giemsa selama 20 - 30 menit.
7. Bilas dengan air ledeng, mula² dengan aliran lambat kemudian lebih kuat.
8. Letakkan sediaan hapus dalam rak dalam posisi tegak & biarkan mengering.
9. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 10 & 40 X.

7). Ciri² Sediaan Yang Baik

1. Sediaan tidak melebar sampai pinggir kaca objek. Panjangnya ½ - ⅔ panjang kaca.
2. Ada bagian yang cukup tipis. Eritrosit tidak bertumpuk & tidak membentuk rouleaux.
3. Sediaan tidak berlubang lubang / bergaris garis.
4. Penyebaran leukosit rata. Tidak dipinggir & ujung sediaan.

8. Mewarnai Sediaan Hapus 

Ikatan eosin Y pada azur B yang beragregasi menimbulkan warna ungu : efek rowanowsky giemsa.

9). Penilaian Eritrosit 

1. Size ( ukuran ), shape ( bentuk ) , & staining characteristic ( warna ).
2. Normal : 6 - 8 um ( ± = ukuran inti limfosit kecil ).
3. Lebih kecil : mikrosit
4. Lebih besar : makrosit








Rabu, 03 Maret 2021

Pemeriksaan TPHA ( Treponema Pallidum Hemaglutinasi Assay )

1. Persiapan Pasien 

Tidak ada persiapan khusus

2. Bahan Pemeriksaan 

Serum / plasma

3. Stabilitas Sampel

• 2 - 8° C = 24 jam
• -20° C = 4 - 6 Minggu

4. Tujuan 

Untuk mengetahui adanya antibodi terhadap Treponema Pallidum

5. Prinsip 

Antigen gold koloid conjugate bertemu dengan antibodi Treponema pada serum maka akan timbul garis ungu pada test

6. Alat dan Bahan

• Kit tes SD bioline syphilis 3.0
• Reagen 
• Serum / plasma

7. Cara Kerja 

1. Keluarkan kit tes dari foil pembungkus, letakkan disebuah bidang datar.
2. Secara perlahan lahan tambahkan 10 ul serum / plasma, jika menggunakan darah sebanyak 20 ul dan tambahkan 3 tetes reagen.
3. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis berwarna ungu yang bergerak menuju jendela hasil yang berada dipusat kit tes.
4. Interpretasikan hasil dalam waktu 5 - 20 menit. Jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.

8. Interpretasi Hasil 

1. Positif : Munculnya 2 garis yaitu di C & T.
2. Negatif : Hanya 1 garis yang muncul yaitu di C.
3. Invalid : Tidak ada yang muncul sama sekali / bisa saja munculnya di T.


* Sekian materi dari mimin, semoga bermanfaat. Stay tuned materi selanjutnya yaw

Pemeriksaan Salmonella Thypi Metode Tubex

1. Bahan Pemeriksaan 

Serum / plasma heparin ( jangan menggunakan plasma EDTA / plasma sitrat ).

2. Stabilitas Sampel

Tahan di 2 - 8° C 
Lebih tahan di < 18°C

3. Tujuan

Untuk mendeteksi penyebab demam thypoid yang disebabkan oleh Salmonella Thypi.

4. Prinsip 

Reaksi antigen bertemu antibodi akan menghasilkan aglutinasi.

5. Alat dan Bahan 

• Reagen tubex coklat
• Reagen tubex biru
• Control tubex positif 
• Control tubex negatif
• Tubex reaction well strip & Tubex collored sticker
• Serum / plasma heparin
• Pipet

6. Cara Kerja 

1. 45 ul reagen tubex coklat pada lubang
2. 45 ul sampel, inkubasi selama 2 menit
3. Tambahkan 90 ul reagen tubex biru pada lubang 
4. Tutup tubex reaction well strip
5. Kocok hati hati selama 2 menit
6. Tempatkan tubex reaction well strip diatas tubex color scale selama 5 menit

7. Score dan Interpretasi Hasil

a. ≤ 2 ( Negatif : Tidak ada infeksi adanya demam thypoid )
b. 3 ( Bordeline : Pemeriksaan harus diulang )
c. 4 ( Positif Kuat : Infeksi demam thypoid )
d. 6 - 10 ( Positif : Identifikasi yang kuat sekali tentang adanya demam thypoid ) 



*Sekian materi hari ini dari mimin. Semoga bermanfaat:)



Pemeriksaan Batu Empedu

    Di Indonesia, penyakit batu empedu masih kurang mendapat perhatian dibandingkan penyakit saluran cerna lainnya seperti hepatitis virus k...