Sabtu, 27 Februari 2021

Pemeriksaan RF ( Rhematoid Faktor )

   *Rhematoid Factor ( RF ) adalah imunoglobin yang bereaksi dengan molekul IgG.

   *Kadar RF yang sangat tinggi menandakan prognosis yg buruk, dengan kelainan sendi yg berat & kemungkinan komplikasi sistemik.

   *RF sering dijumpai pada penyakit autoimun lain seperti LE, Scleroderma, Dermatomiositis.

   *Nilai Rujukan
• 1/20 - 1/80 : positif untuk keadaan Rhematoid arthritis & penyakit lain.
• 1/80 : positif untuk Rhematoid arthritis.
• Anak : biasanya tdk dilakukan.
• Lansia : sedikit meningkat.

PEMERIKSAAN RF

a. Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus

b. Bahan Pemeriksaan

Serum

c. Stabilitas Sampel

• 2 - 8°C = 24 jam
• -20°C = sampai dengan 6 minggu.

d. Tujuan 

Untuk mengetahui kadar RF dalam serum

e. Metode

Aglutinasi latex

f. Prinsip 

RF Reagen adalah suspensi dari partikel polystyrene lateks yg telah disensitasi dgn igG manusia yg dipersiapkan khusus dengan tujuan untuk mencegah aglutinasi non spesifik. Sensitivitas reagen RF telah ditentukan untuk mendeteksi konsentrasi RF minimal 8 iu/ml berdasarkan standar internasional WHO tanpa pengenceran sebelumnya.

g. Alat dan Bahan 

• Rotator
• Pipet
• Pengaduk
• Reagen RF
• Serum

h. Cara Kerja 

1. 50 ul sampel ditempatkan pada slide.
2. Tambahkan 1 tetes reagen, homogenkan.
3. Putar slide dengan menggunakan tangan / mechanical rotator selama 2 menit.
4. Baca hasil.

i. Interpretasi Hasil

Positif : aglutinasi
Negatif : tidak aglutinasi




Jumat, 26 Februari 2021

Pemeriksaan CRP ( C-Reactif Protein )

    *CRP ( C - Reactif Protein ) dibuat oleh hati & dikeluarkan ke dalam aliran darah.

   *CRP merupakan salah satu dari beberapa protein yang sering disebut sebagai protein fase akut & digunakan dalam memantau perubahan² dalam fase inflamasi akut yang dihubungkan dengan banyak penyakit infeksi & penyakit autoimun.

   *Beberapa keadaan dimana CRP dapat dijumpai meningkat yaitu radang sendi ( Rhematoid Arthritis ), demam rematik, kanker payudara, penyakit radang panggung ( pelvic inflamatory deases ), penyakit hodgkin, SLE, dan infeksi bakterial.

 PEMERIKSAAN CRP

1. Persiapan Pasien : 

Tidak ada persiapan khusus.

2. Bahan Pemeriksaan : 

Serum

3. Stabilitas Sampel : 

2 - 8°C = 24 jam
-20°C = sampai dengan 6 Minggu

4. Tujuan : 

Untuk mengetahui adanya protein CRP dalam serum.

5. Metode : 

Manual

6. Prinsip : 

Kit reagen CRP berdasarkan reaksi imunologik antara ab CRP yang terikat secara biologis dengan partikel lateks yang inert & CRP dalam spesimen. Ketika serum yang mengandung CRP dengan kadar lebih besar dari 0,8 mg/dl dicampurkan dengan reagen lateks maka akan tampak adanya aglutinasi.

7. Alat dan Bahan : 

* Alat : 
- Rotator
- Slide 
- Pengaduk
* Bahan : 
- Reagen lateks
- Kontrol positif
- Kontrol negatif
- Diluent buffer

8. Cara Kerja : 

1). Metode Kualitatif

1. Keluarkan Reagen dari lemari es & biarkan mencapai suhu ruang selama 3 jam.
2. Teteskan diatas slide plastik 1 tetes kontrol positif, kontrol negatif, dan bahan pemeriksaan.
3. Tambahkan 1 tetes reagen lateks pada masing² kontrol positif, kontrol negatif & bahan pemeriksaan.
4. Homogenkan.
5. Putar slide dengan menggunakan tangan / mechanical rotator selama 2 menit.
6. Amati aglutinasi yang terbentuk & cocokkan dengan kontrol positif & kontrol negatif.
7. Baca hasil pemeriksaan.

2). Metode Semi Kuantitatif 

9. Interpretasi Hasil : 

1. Metode Kualitatif 

- Positif : aglutinasi 
- Negatif : tidak aglutinasi

2. Metode Semi Kuantitatif

Titer di tentukan berdasarkan adanya aglutinasi pada pengenceran tertinggi yang terlihat secara makroskopis.






Kamis, 25 Februari 2021

Pemeriksaan Semen

   Semen adalah cairan yang diejakulasikan ( dikeluarkan ) pada saat orgasme, yakni semen ( air mani ) mengandung sperma, dan sekret vesikula seminalis, prostat, kelenjar cowper, dan mungkin kelenjar uretra.

   Volume rerata per ejakulat adalah 2,5 - 3,5 ml.

   Semen bergerak dengan kecepatan sekitar 3 mm/menit dalam melintasi saluran genitalia wanita.

1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS SEMEN

a. Volume 

Diukur menggunakan gelas ukur. Normal nya 2 - 6 ml dengan rata² 2 - 3,5 ml. 
Normospermi : volume normal.
Hipospermi : kurang dari 2 ml.
Hipespermi : lebih dari 6 ml.
 

*Penyebab semen dikategorikan Hipospermi : 

1. Tercecer pada saat memasukkan semen ke dalam botol.
2. Penyumbatan kedua duktus ejakulatorius.
3. Kelainan kongenital.
4. Abstinensi yang lama.
5. Produksi kelenjar aksesoris yang berlebihan.

b. Warna 

Dilihat. Normalnya putih / agak keruh.

c. Bau

Dicium. Normalnya bau khas seperti bunga akasia ( langu ).

d. PH 

Menggunakan kertas pH universal. Normal 7,2 - 7,86.

e. Viskositas ( Tingkat Kekentalan )

Ditarik menggunakan tusuk gigi lalu diukur panjangnya menggunakan penggaris. Normalnya 3 - 5 cm.

f. Likuifaksi

Waktu yang dibutuhkan semen untuk mencair biasanya selama sekitar 60 menit walau pada umumnya sudah mencair selama 15 menit.

2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SEMEN

a. Uji Motilitas 

Untuk mengetahui spermatozoanya bergerak / tidak.
*Cara Kerja : 
1. Teteskan semen yang sudah mencair ke atas objek glass lalu tutup dengan cover glass.
2. Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40x.
3. Perhatikan berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan hitung pula waktu yang sudah berlalu sejak saat ejakulasi karena semakin lama motilitas spermatozoa semakin berkurang.
* Nilai Normal : 50 - 70 %

b. Morfologi Spermatozoa

Untuk mengetahui bentuk² dari spermatozoa.
*Cara Kerja : 
1. Buat apusan semen seperti membuat apusan darah tepi biarkan mengering di udara.
2. Fiksasi dengan alkohol 96 % selama 5 menit.
3. Genangi dengan zat warna giemsa selama 15 - 20 menit. Bilas dengan air mengalir, keringkan.
4. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 10 & 100 X dengan menggunakan minyak imersi.
5. Dihitung berapa spermatozoa yang normal & abnormal dalam 100 spermatozoa. Spermatozoa normal memiliki kepala oval & ekor lurus.
*Nilai Normal : 60 - 70 %

c. Jumlah Spermatozoa

*Cara Kerja : 
1. Menghitung spermatozoa dengan menggunakan bilik hitung hemositometer improved neubauer dan pipet leukosit.
2. Semen yang sudah mencair dipipet dengan pipet leukosit sampai batas 0,5 lalu encerkan dengan aquadest sampai batas 11, homogenkan.
3. Teteskan pada bilik hitung.
4. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 10 & 100 X.
5. Jumlah Spermatozoa yang dihitung dikalikan 200.000.
*Nilai Normal : ±70 - 100 jt/ml

*Cara Memperoleh Semen :

1. Sediaan diambil setelah abstinensi sedikitnya 48 jam atau tidak lebih dari 7 hari.
2. Sediaan sebaiknya dikeluarkan dalam sebuah kamar yang tenang.
3. Sebaiknya sediaan dikeluarkan dengan cara masturbasi dan ditampung dalam botol kaca atau plastik yang bermulut lebar.
4. Zat pelicin sebaiknya tidak digunakan untuk mempermudah pengeluaran semen.
5. Kondom sebaiknya tidak dipakai untuk menampung semen karena mengandung spermatisit.




~ Sekian materi analisis semen dari mimin, semoga bermanfaat ya guys.~ 




Makroskopis Dan Mikroskopis Urine

DEFINISI URINALISIS

   Pemeriksaan urinalisis adalah pemeriksaan yang memberikan fakta fakta tentang keadaan ginjal & saluran kemih, dan juga Faal ( fungsi ) berbagai organ dalam tubuh seperti hati, empedu, saluran pankreas, korteks adrenal dll.

PROSES TERBENTUKNYA URINE

Darah -> Filtrasi ( penyaringan ) -> Zat yang masih dibutuhkan = direabsorbsi -> Zat yang tidak diperlukan = diekskresikan.

   Proses terbentuknya urine dimulai dari penyaringan darah pada glomelurus. Sebanyak 1 liter darah yang mengandung 500 CC plasma mengalir ke glomelurus & 10 % nya disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glukosa, dan benda halus lainnya disaring. Filtrat glomelurus mengalir melalui tubula renalis dan sel selnya menyerap bahan yang diperlukan tubuh & meninggalkan yang tidak di perlukan. Urine berisi zat zat buangan sisa metabolisme tubuh. Urine merupakan produk dari saluran kemih yang meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, & uretra.

   Urine normal mengandung 96 % air, 2 % urea & 2 % produk metabolik lain.

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS & MIKROSKOPIS URINE


1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URINE

   Adalah pemeriksaan keadaan urine secara visual. Yang termasuk ke dalam pemeriksaan makroskopis urine adalah volume, warna, bau, BJ, kejernihan dan PH.
Kita bahas satu persatu ya gengs...
a. Volume 
Diukur menggunakan gelas ukur. Normal 800 - 1300 ml.
b. Warna 
Dilihat. Normal kuning muda sampai kuning tua. Hasil pemeriksaan pada warna urine dapat dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, merah bercampur kuning, kuning bercampur merah, merah, cokelat kuning bercampur hijau dan putih seperti susu.
c. Bau
Dicium. Normal bau urine disebabkan oleh asam² organik yang mudah menguap. Bau urine abnormal antara lain : 
• Bau Makanan.
Makanan yang dimaksud adalah makanan yang mengandung zat² atsiri seperti jengkol, pete dan durian.
• Bau Obat²an
Seperti terpetin dan menthol menimbulkan bau dalam urine segar.
• Bau Amoniak 
Terjadi karena penguraian ureum oleh bakteri.
• Bau Keton
Seperti bau buah / bunga setengah layu.
• Bau Busuk 
Berasal dari perombakan zat² protein.
d. BJ ( Berat Jenis )
Menggunakan urinometer & refraktometer.
Normal 1003 - 1030.
e. Kejernihan 
Dilihat. Dapat dinyatakan dengan jernih, agak keruh, keruh & sangat keruh.
f. PH ( Tingkat Keasaman )
Menggunakan kertas PH universal. Normalnya 4,6 - 8,5.

2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE

   Adalah pemeriksaan zat yang terkandung didalam sedimen urine. Unsur pada sedimen urine dibagi menjadi 2 yaitu Unsur Organik & Unsur Nonorganik. Unsur Organik adalah unsur yang berasal dari organ atau jaringan. Sedangkan Unsur Nonorganik adalah unsur yang bukan berasal dari organ atau jaringan.

A). Unsur Organik Urine

a. Sel Epitel
Berinti 1 & ukurannya lebih besar dari leukosit. Sel epitel berbeda beda menurut tempat asalnya.
1. Sel Epitel Gepeng ( Skuamosa )
Berukuran besar & bentuknya tidak beraturan. Sel ini berasal dari vulva / uretra bagian distal.
2. Sel Epitel Renal
Bentuk lebih kecil & lebih bulat dari epitel Skuamosa. Sel ini berasal dari pelvis & tubuli ginjal.
3. Sel Epitel Transisional 
Bentuknya memanjang & sering mempunyai tonjolan. Sel ini berasal dari kandung kemih.

b. Eritrosit
Eritrosit dalam urine berbentuk bulat tanpa struktur dan berwarna kehijauan.

c. Leukosit
Leukosit dalam urine berbentuk bulat dan terdapat butiran halus didalamnya.

d. Silinder
Silinder bermacam macam : 
1. Silinder Hialin
Memiliki sisi² paralel, tidak berstruktur & tidak berwarna.
2. Silinder Granular
Dibagi 2 Granular Halus seperti Hialin sedangkan Granular Kasar sama seperti Hialin namun lebih tebal & pendek.
3. Silinder Lilin
Berwarna ke abu²an, permukaannya berkilau seperti lilin.
4. Silinder Fibrin
5. Silinder Eritrosit
Permukaannya dilapisi oleh eritrosit.
6. Silinder Leukosit 
Permukaannya dilapisi oleh leukosit.
7. Silinder Lemak
Mengandung butir² lemak.

e. Oval Fat Bodies
Sel epitel yang mengalami degradasi lemak.

f. Bening Lendir
Panjang, sempit dan berombak ombak.

g. Silindroid
Seperti Hialin, hanya ujungnya menjadi halus seperti benang.

h. Spermatozoa

i. Potongan Jaringan

j. Parasit 

k. Bakteri
Bakteri yang mungkin ada didalam urine yaitu Trichomonas Vaginalis ( penyebab keputihan ).

l. Jamur

B). Unsur Nonorganik Urine

a. Amorf
Dibagi 2 : 
1. Amorf Urat ( urine asam )
Bentuk kasar.
2. Amorf Fosfat ( urine basa )
Bentuk lebih halus.
Amorf menyebar seperti pasir.

b. Kristal Kristal
1. Calsium Oksalat
Berbentuk seperti amplop.
2. Triple Fosfat 
Berbentuk seperti prisma persegi panjang atau seperti peti.
3. Asam Urat 
Berbentuk belah ketupat.
4. Sistin
Berbentuk heksagonal & tipis.
5. Leusin 
Seperti bola mengilap.
6. Tirosin 
Seperti jarum yang bertumpuk tumpuk.
7. Kolesterol
Seperti plat tipis yang bertumpuk tumpuk.



~ Sekian materi seputar urine dari Mimin semoga bermanfaat ~ 






                                   
              
  

Rabu, 17 Februari 2021

Hepatitis

> Pengertian

   Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin seperti kimia, obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis kurang dari 6 bulan disebut Hepatitis Akut. Hepatitis lebih dari 6 bulan disebut Hepatitis Kronis.

> Penyebab 
   Hepatitis biasa disebabkan oleh virus, seperti : mononukleosis, demam kuning & infeksi sitomegalovirus. Penyebab Hepatitis non virus yang utama adalah alkohol & obat²an.

> Jenis - Jenis Virus Hepatitis

1. Virus Hepatitis A
  Penyebarannya melalui vecal oral seperti makanan & minuman yg terkontaminasi.

2. Virus Hepatitis B 
   Ditularkan melalui darah / produk darah. Penularannya biasa terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama sama diantara mitra seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.

3. Virus Hepatitis C
  Akibat tranfusi darah misalnya jarum suntik yang terkontaminasi.

4. Virus Hepatitis D
  Rekan infeksi dari virus hepatitis B & D ini mengakibatkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

5. Virus Hepatitis E
  Kadang menyerupai wabah seperti hepatitis A.

6. Virus Hepatitis G
  Jenis baru dari virus Hepatitis yang baru terdeteksi baru² ini, namun belum diketahui secara pasti.

> Virus Lain yang Dapat Menyebabkan Hepatitis : 

• Virus mumps
• Virus rubella
• Virus sitomegalovirus
• Virus epstein - barr
• Virus herpes


> Gejala Pada Penyakit Hepatitis A

1. Hepatitis A
Gejala : 
• Kuning
• Muntah²
•  Demam
• Hilang selara makan

2. Hepatitis B 
Gejala : 
• Demam
• Sakit perut
• Kuning terutama pada area mata yang putih

3. Virus Hepatitis C
Gejala : 
• Hilang selera makan
• Lelah urine menjadi gelap
• Kulit / mata menjadi kuning " Jaundice " 

PEMERIKSAAN HBSAG

> Bahan Pemeriksaan : 

Serum / Plasma ( Na Heparin, Na Sitrat , EDTA ).

> Stabilitas Sampel : 

2 - 8 ° C : 5 hari
- 10° C : lebih dari 5 hari.

> Tujuan : 

Untuk mengidentifikasi kualitatif HBsAg dalam plasma / serum spesimen dengan derajat sensitivitas yang tinggi.

> Prinsip : 

Sampel bermigrasi melalui bantalan absorban. Konjugat AB zat warna mengikat HBsAg dalam spesimen membentuk kompleks Ag - Ab. Kompleks Ag - Ab yang mengikat Ab anti HBsAg pada daerah reaksi positif ( dibagikan kiri jendela pengamatan akan menghasilkan garis berwarna merah muda ). Tidak bentuknya garis tersebut menunjukkan tidak adanya HBsAg. Munculnya garis berwarna merah muda pada daerah control menunjukkan bahwa tes dilakukan dengan benar.

> Alat & Bahan : 

• Kit tes SD bioline HBsAg
• Serum

> Cara Kerja :

1. Keluarkan kit tes dari foil pembungkus, letakkan disebuah bidang datar.
2. Secara perlahan lahan tambahkan 100 ul spesimen ke dalam sumur sampel.
3. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis berwarna ungu yang bergerak menuju jendela hasil yang berada di pusat kit tes.
4. Interpretasikan hasil dalam waktu 5 - 20 menit jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.

> Interpretasi Hasil : 

1. Positif : 
Munculnya 2 garis di C dan T.
2. Negatif : 
Hanya 1 garis yang muncul yaitu di C.
3. Invalid : 
Tidak ada yang muncul sama sekali / bisa saja munculnya di T.
<script data-ad-client="pub-8537700418585719" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>





Pemeriksaan RPR ( Rapid Plasma Reagen )

Pemeriksaan RPR adalah pemeriksaan infeksi menular seksual yang di sebabkan oleh Treponema Pallidum

Pemeriksaan RPR

• Bahan Pemeriksaan : 

Serum / plasma 

• Stabilitas Sampel : 

2 - 8° C : 24 jam
-20°C : 4 - 6 minggu

• Tujuan : 

Untuk penentuan adanya Reagen antibodi dalam serum.

• Metode : 

Slide tes 

• Prinsip : 

Pencampuran terjadi antara kolestrol, cardiolipin, tetrasiklin dalam Reagen yang juga terdapat partikel karbon dengan Reagen antibodi dalam serum, hasil dapat dilihat secara mikroskopis dalam bentuk gumpalan hitam.

• Cara Kerja : 

1. Siapkan plate yang bersih dan bebas lemak.
2. 50 ul serum di teteskan pada masing masing lingkaran plate.
3. Kemudian tambahkan 1 tetes Reagen VDRL pada masing masing lingkaran plate.
4. Homogenkan.
5. Putar slide dengan menggunakan tangan / mechanical rotator di 100 rpm selama 8 menit. 
6. Baca hasil.

• Interpretasi Hasil : 

- Positif : adanya gumpalan hitam.
- Negatif : tidak ada gumpalan hitam.

<script data-ad-client="pub-8537700418585719" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>



Sabtu, 13 Februari 2021

Hematologi


 

• Fungsi Darah

1. Distribusi zat - zat nutrisi, oksigen.
2. Regulasi zat - zat lainnya ( kolestrol, hormon ).
3. Proteksi terhadap benda asing penyebab infeksi ( bakteri, virus).

• Komponen Darah

1. Plasma, yang terdiri dari 90 % air, 2 % 100 macam zat terlarut dalam plasma, 8 % protein plasma.
2. Elemen padat, yaitu seluruh elemen padat yang berasal dari stem cell seperti eritrosit, leukosit dan trombosit.

Langsung aja gua bahas 1 per 1 dari elemen padat:)

1. ERITROSIT

a). Fungsi : 

• Transport udara pernapasan.
• Memiliki afinitas yang besar.
• Memiliki permukaan sel yang luas.

b). Struktur :

• Bikonkaf.
• Tidak berinti.
• Terdapat sedikit organel.
• Mengandung molekul HB.
• Ukurannya kecil.

> ERITROPOESIS

A. Skema : 

Hemacytoblas -> Pronormoblas -> Normoblas basofil -> Normoblas polikromatofil -> Normoblas asidofil -> Retikulosit -> Eritrosit.

Ini dia gambarnya guys✨

B. Produksi Eritrosit

1. Hemocytoblas di stem cell.
2. Hemocytoblas menjadi pronormoblas.
3. Normoblas basofil ( sel memiliki ribosom ).
4. Normoblas polikromatofil & asidofil ( terjadi akumulasi besi & HB ).
5. Normoblas mengeluarkan inti.
6. Eritrosit dilepaskan ke peredaran darah.

C. Pengaturan Konsentrasi / Jumlah Eritrosit 

1. Hormonal.
2. Eritropoetin dihasilkan oleh ginjal.
3. Testosteron merangsang eritropoetin.

D. Penghancuran Eritrosit

1. Macrofage menelan eritrosit tua.
2. Besi disimpan.
3. Degradasi heme menjadi bilirubin.

2. LEUKOSIT

• Mieloblas akan menjadi semua leukosit granulosit.
Monoblas akan menjadi monosit.
Limfoblas akan menjadi limfosit.

> GRANULOSIT

1. Sitoplasmanya mengandung granula.
2. Pada umumnya berbentuk bulat.
Ini skemanya guys ✨
Yuk langsung kita bahas : 

1. NEUTROFIL 

Ini dia gambarnya guys✨
• Mengandung granula yang sangat halus.
• Memiliki inti berlobus 3 - 6.

2. EOSINOFIL

Teng teng teng ini gambarnya✨
• Memiliki granula kasar.
• Dengan pewarnaan giemsa granula berwarna merah / pink.
• Inti biasanya memiliki 2 lobus.

3. BASOFIL

• Memiliki granula kasar.
• Dengan pewarnaan giemsa granula berwarna biru gelap.

> AGRANULOSIT

1. Sitoplasmanya tidak mengandung granula.
2. Bentuk inti bulat atau seperti ginjal.
Dan ini skemanya : 

Langsung aja gua bahas : 

1. MONOSIT 

• Merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar.
• Bentuk inti seperti melipat.

2. LIMFOSIT

• Memiliki inti bulat berwarna gelap.
• TDD : 
- Limfosit T ( T - Sel )
- Limfosit B ( B - Sel )

3. TROMBOSIT / PLATELET ( KEPING KEPING DARAH )

> Skema Trombopoesis

> Formasi Trombosit : merupakan sel yang berukuran paling kecil.

> Fungsi : sebagai faktor pembekuan darah.

> Reaksi terhadap perdarahan ( vaskular injury ).


- Reaksi Terhadap Perdarahan : 

• Kerusakan vaskuler
Menyebabkan vasokontriksi.
• Pembentukan sumbat trombosit.
• Terjadinya koagulasi ( bekuan darah ).

<script data-ad-client="pub-8537700418585719" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

✨ Oke guys sekian materi hema dari saya, semoga bisa bermanfaat dalam membantu kalian, dan jangan lupa di share ya.✨ Stay tuned materi selanjutnya ya:)





































































Rabu, 10 Februari 2021

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tabung

• Tujuan : 

Untuk mengetahui golongan darah seseorang.

• Prinsip : 

Reaksi antigen bertemu antibodi menghasilkan aglutinasi.


• Alat dan Bahan : 

a). Alat 

1. Tabung reaksi 4 buah
2. Alat - alat phlebotomy

b). Bahan

1. Darah Vena 
2. Reagen golongan darah seperti anti A, anti B, anti AB, dan anti D.

• Cara Kerja : 

1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambil darah 2 ml dengan 20 ul EDTA.
3. Pada ke - 4 tabung tersebut dimasukkan darah sebanyak 1 tetes dan 2 tetes Reagen golongan darah secara berurutan.
4. Homogenkan 
5. Centrifuge selama 1 menit kecepatan 1000 rpm.
6. Baca hasil, dengan cara menghomogenkan kembali dan amati ada tidaknya aglutinasi yang terbentuk.

<script data-ad-client="pub-8537700418585719" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>


Senin, 08 Februari 2021

Pemeriksaan HCG

° Pengertian

Hormon Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) adalah hormon yang ada di dalam darah yang dikeluarkan oleh sel plasenta, embrio, bakal janin sebagai hasil pembuahan sel telur oleh plasma.

° Memiliki 2 Metode : 

1. Aglutinasi
2. Strip
   Kita bahas yang aglutinasi terlebih dahulu.

1. HCG Metode Aglutinasi

• Kegunaan : 

Untuk mengkonfirmasi apakah seorang wanita hamil dengan mengukur hormon yang di sebut dengan HCG.

• Tujuan : 

1. Mengetahui ada tidaknya aglutinasi dalam slide.
2. Mengetahui hasil dari urine seseorang mengenai HCG.

• Prinsip : 

HCG yang berikatan dalam urine akan berikatan dengan anti HCG yang diikatkan pada Reagen lateks sehingga menimbulkan aglutinasi.

• Alat dan Bahan :

a). Alat : 

1. Kontrol positif
2. Kontrol negatif
3. Reagen lateks 
4. Pipet tetes

b). Bahan : 

1. Urine.
2. Urine tanpa pengawet dan bersih di dalam wadah yang steril.
3. Apabila urine berkabut sebaiknya di sentrifuge.
4. Urine dapat di simpan selama 72 jam sebelum di periksa pada suhu 2 - 8 ° C.

• Penyimpanan Alat Test :

1. Alat test di simpan pada suhu kamar 15 - 30° C dalam keadaan masih tersegel sampai batas tanggal kadaluarsa.
2. Alat test harus di jauhkan dari cahaya matahari langsung, lembab dan panas.

• Koleksi Spesimen :

1. Di tampung pada pagi hari yaitu urine pertama sebab spesimen mengandung konsentrasi tertinggi HCG.

• Cara Kerja : 

1. Siapkan alat dan bahan.
2. Pipet pada tempat berbeda sampel urine sebanyak 1 tetes ( 3 tempat ).
3. Tambahkan masing - masing kontrol positif, negatif, dan reagen lateks.
4. Homogenkan.
5. Amati reaksi yang terjadi, hasil dibaca setelah 2 menit hasil tidak dibaca setelah 3 menit.


• Interpretasi Hasil

1. Positif : Terbentuk aglutinasi dalam waktu 2 menit.
2. Negatif : Tidak terbentuk aglutinasi dalam waktu 2 menit.

2. HCG Metode Strip

• Tujuan : 

Untuk mengetahui kadar HCG pada awal kehamilan.

• Prinsip : 

HCG yang berikatan dalam urine akan berikatan dengan antibodi monoklonal spesifik sehingga menimbulkan garis berwarna.


• Cara Kerja : 

1. Memegang strip dip vertikal pada ujung pegangan. Mencelupkan pada spesimen selama sekitar 10 detik, terus sampai ke permukaan yang di tunjukkan oleh tanda panah pada tes.
2. Keluarkan tes dari spesimen letakkan di sebuah bidang datar keringkan ke permukaan.
3. Hasil positif yang kuat dapat diamati dalam waktu 2 - 3 menit hasil positif lemah mungkin memerlukan waktu lebih lama hingga 5 menit untuk timbul.


• Interpretasi Hasil :

1. Positif : munculnya 2 garis di C dan T.
2. Negatif : hanya 1 garis yang muncul yaitu di C.
3. Invalid : tidak ada yang muncul sama sekali atau bisa saja munculnya di T.

<script data-ad-client="pub-8537700418585719" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Sekian materi HCG dari saya semoga bermanfaat ya✨





Pemeriksaan Batu Empedu

    Di Indonesia, penyakit batu empedu masih kurang mendapat perhatian dibandingkan penyakit saluran cerna lainnya seperti hepatitis virus k...